SISTEM KOMUNIKASI SELULER CDMA 2000 1X

Pada dasarnya unjuk kerja atau performansi sistem seluler baik berbasis sistem CDMA maupun GSM dapat diukur dengan melihat beberapa parameter Quality of Service (QoS) jaringan. Operator seluler di negara maju melakukan pengujian unjuk kerja jaringannya secara periodic sebelum mendapatkan komplain layanan dari pelanggan. Masing – masing operator mempunyai standart sendiri didalam unjuk kerja jaringannya, atau yang biasa disebut dengan Key Performance Indicator (KPI). Berikut adalah hal – hal yang menjadi pertimbangan dalam menganalisa:

1. Call success ratio

Call success ratio atau rasio keberhasilan panggil didasarkan pada jumlah panggilan sukses terhadap total jumlah panggilan yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu.

2. Call Drop-out atau Drop call

Call Drop-out atau Drop call Call drop adalah panggilan yang terputus ketika pembicaraan sedang berlangsung.

3. Call Attempt

Call attemp adalah usaha yang dilakukan oleh pelanggan untuk melakukan panggilan

4. Blocking

Blocking adalah panggilan yang tidak dapat dilayani(karena tidak ada kanal bebas)

5. Access failed

Access failed adalah Akses yang gagal dilakukan oleh pelanggan.

6. Cell Coverage

Cell Coverage atau cakupan mengandung arti suatu area yang masih berada dalam wilayah layanan dari base station sel tersebut. Komunikasi yang menghubungkan baik dalam arah forward maupun reverse harus berada dalam kondisi sama baiknya.

7. PN Offset

Tidak seperti dalam sistem GSM dimana pembedaan antara suatu sel dengan sel yang lainnya ditentukan oleh frekuensi pembawa yang digunakan. Dalam sistem CDMA perbedaan antara suatu sel dengan sel lainnya terletak pada PN offset. Jika pengalokasian PN offset ini tidak tepat maka akan mengakibatkan ambiguitas identifikasi sel yang melayani suatu terminal MS. PN offset harus dibuat sedemikian rupa sehingga sel – sel yang berdekatan tidak saling mengganggu.


Operator CDMA baru yang tidak pernah punya pengalaman sebelumnya, biasanya terjebak pada paradigma jaringan seluler berbasis GSM. Atau juga karena pemikiran bahwa CDMA tidak memerlukan perancangan radio maka tanpa memikirkan alokasi PN offset, main pasang base station tanpa memperhatikan dampaknya. Memang dalam sistem CDMA tidak memerlukan perancangan radio tetapi memerlukan perancangan alokasi PN offset untuk tiap selnya agar tidak terjadi pilot polution. Bila hal itu telah terjadi yang harus dilakukan operator tersebut adalah dengan merencanakan ulang re-use PN offset oleh sel – sel yang ada pada jaringan tersebut. Tujuan akhir dari usaha ini adalah membuat PN offset yang sama atau berdekatan tidak saling mempengaruhi antar sel tersebut dengan mengatur jaraknya.

8. Tilting

Untuk mengubah coverage area yang dilayani oleh BTS dapat dilakukan dengan teknik tilting, yaitu pemiringan/ perubahan antenna yang dilakukan untuk mengatur coverage dari antenna. Menurut jenisnya tilting dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:

a. Tilting mekanik

Tilting mekanik adalah mengubah direksional antenna dengan cara mengubahnya dari sisi fisik antenna, tilting mekanik dibagi menjadi 2, yaitu:

1. Downtilt

Downtilt adalah mengubah kemiringan antenna menjadi lebih ke bawah.

mekanisme downtilt.jpg

2. Uptilt

Uptilt adalah mengubah kemiringan antenna menjadi lebih ke atas.

mekanisme uptilt.jpg



segitiga phytagoras.jpg

B = A tan (90° - a)

Dimana:

A = tinggi BTS

B = jarak jari – jari coverage area

a = sudut antenna

Untuk mengukur perubahan derajat pada antenna dengan cara menggunakan alat yang

bernama suunto, yaitu sebagai berikut:

alat mengukur derajat antenna suunto.jpg

Langkah – langkah untuk melakukan tilting secara mekanik adalah sebagai berikut:

1. Liat derajat kemiringan antenna dengan menggunakan alat suunto.

2. Kendorkan baut vector pada antenna.

3. Kendorkan besi penahan antenna.

4. Ubah kemiringan antenna.

5. Lihat derajat kemiringan antenna, sesuaikan dengan derajat yang diingankan

6. kencangkan besi penahan antenna.

7. Kencangkan baut vector antenna.

b. Tilting elektrik

Tilting elektrik adalah mengubah coverage antenna dengan cara mengubah fasa antenna, sehingga terjadi perubahan pada beamwidth antenna. Mengubah fasa antenna dapat dilakukan dengan cara mengubah settingan fasa pada antenna, yaitu 1,2, 3 dst.



Hariman Setiawan_ 111040339


OPTIMALISASI JARINGAN PADA SISTEM CDMA 2000-1X BERDASARKAN ANALISA DATA TRAFIK DENGAN MENGGUNAKAN PERL

OPTIMALIZATION NETWORK OF SYSTEM CDMA 2000-1X PERSUANT ANALYSIS OF TRAFFIC DATA BY USING PERL

it telkom

0 komentar: