3G

Teknologi 3G, Yang Dijual Tetap Voice dan SMS

Muda dan enerjik. Kesan ini yang pertama terlihat dalam penampilannya sehar-hari. Apalagi sejak resmi menjadi Direktur Utama PT.Excelcomindo, Bapak dua anak ini tampil kelimis. Lahir di Bukittinggi 23 April 50 tahun lalu, pria bernama lengkap Hasnul Suhaimi, sudah sangat dikenal di dunia telekomunikasi Tanah Air dan mancanegara.

Alumni Teknik Elektro, Institut Teknologi Bandung tahun 1981 dan meraih gelar Master of Business Administration dari the University of Hawaii, USA pada tahun 1992 menjadi modalnya untuk berkiprah di dunia telekomunikasi Indonesia. Hasnul pulalah yang menjadi Direktur Utama pertama yang pindah ke perusahaan kompetitor alias sejenis di dunia telekomunikasi, dari Indosat hijrah ke XL.

Selular berkesempatan mewawancarai secara khusus Hasnul di ruang kerjanya, lantai 18 Penthouse, Gedung XL, Kawasan Kuningan Jakarta. Berikut petikan wawancaranya :


Apa komentar Anda dengan hadirnya 3G, Apa itu tantangan terbaru di bisnis selular?
Menurut saya 3G tidak sekedar 3G, tetapi untuk profile company. Karena produk ini menarik. Jangan menyangka 3G sesuatu yang uangnya banyak. Tapi kalau gak ada itu memang kurang indah. Sukses 3G adalah apabila pelanggan kita membeli produk kita dan menggunakannya untuk sms dan voice. Sebagai contoh, GPRS itu dulu digunakan IM3 untuk melaunching produknya. Yang paling canggih MMS dan lain sebagainya. Tetapi bukan itu yang dijual. Yang dijual adalah voice dan sms. Karena apa, karena itu bersifat dekoratif. Selalu bilang IM3, Jangan jual GPRS. GPRS adalah sesuatu yang hebat tetapi jangan dijual. Contoh mudahnya gini. Kalau kita pesen juice di restoran besar, misalkan hotel, selalu ada payung di atasnya, entah itu potongan buah atau lainnya. Nah, itulah 3G atau GPRS. Jadi yang ingin saya usung adalah sesuatu yang image. Kita harus mempersiapkan produk dan content nya, karena 3 tahun ke depan real 3G akan datang, baru kelihatan. Kalau sekarang Belum bisa kelihatan. 3G adalah jalan raya, jalan tol yang merupakan tempat untuk mencari sesuatu. Untuk ke Taman Safari, untuk ke Bogor, begitu lah 3G. Tidak ada arti kalau tidak ada Taman Safarinya, itu adalah content.

Bagaimana dengan berbagai fitur yang saat ini di tawarkan di jaringan 3G, video call dan mobile TV misalnya?
Sekarang memang sudah mulai dengan video phone. Video phone adalah sesuatu yang menarik. Sekarang enak gak, not really something special yet. Tidak sekarang. Tapi mungkin 2-3 tahun lagi kita akan lihat. Sedangkan mobile TV, orang juga tidak terlalu banyak tahu tentang mobile TV. Tapi, pada saatnya nanti kita akan menemukan sesuatu yang lain. Misalnya di Korea ada cyber world. Apakah kita bisa temukan sesuatu dari 3G? Kita akan tunggu 2-3 tahun lagi. Tapi, saat ini jangan berharap buat 3G dapat apa? Karenanya XL keluar dengan ”Pertama Terluas” untuk 3G.

Adakah perubahan yang sudah atau mulai Anda lakukan di XL?
Waktu akan launching 3G, kawan-kawan di sini sudah siap dengan segala sesuatu. Saya selalu pelan–pelan untuk buat sesuatu. Saya bilang buat apa 3G, apa tujuannya 3G? Di balik itu, kita lihat image apa yang ingin kita bawa. Kita survei, kita ingat, beberapa waktu lalu XL itu terkenal dengan putus-putus dan mahal. Tapi sekarang XL jumlah BTS-nya sudah hampir sama dengan operator lain. Di beberapa tempat, kita lebih luas di antara yang 2 operator lainnya. Di Jabotabek dan beberapa tempat, kita lebih bagus jaringannya. Jadi sudah bukan XL yang dulu, itu yang mau kita bawa. Tapi sekarang untuk saat ini bisa dibilang 3G XL adalah yang pertama terluas. Tidak bisa dipungkiri, tidak bisa diubah-ubah, itu yang saya maksud dengan nilai tambahnya.

Apa target untuk menghadapi pesaing dari dua operator Telkomsel dan Indosat?
Kita punya logo namanya 123. Itu logo ke dalam sih. Kita minta kita menjadi nomor satu dalam kualitas, jaringan, content, dan pelayanan. Terus menjadi nomer 2 dalam 3 tahun. Jadi jawabannya 3 tahun untuk masuk posisi dua. Itu harapan ya, realistislah. Apakah itu sesuatu yang baru? Jawabannya tidak. Karena lima tahun yang lalu sama juga, tapi tidak tercapai–tercapai juga. Posisinya masih setengahnya, kita 6 triliun, ya Indosat 12 lah. Tapi dibanding tahun lalu sudah mending. Tahun lalu 3,8 triliun, Indosat 12 triliun. Sekarang mungkin Indosat sudah 12,5 triliun. Kalau kemarin 3/4 sekarang sudah sampai setengahnya.

Mungkin tidak akan jadi yang nomor satu?
Ini bukanlah sesuatu yang bisa dikejar. Contoh misalnya Indonesia ingin menyaingi Amerika, mungkin gak? Gak realistis. Terlalu jauh. Tapi kalau ingin menyaingi Malaysia, masih mungkin. Sekarang XL 11%, Indosat 22%, Telkomsel 66%, terlalu susah 6 kali lipat. Pendapatan kita tahun ini sekitar 6,7 triliun, terlalu gak realistis. Indosat sebetulnya untuk ngejar 2-3 tahun tidaklah mudah. Untuk Capex Tahun ini kita siapkan 700, kalau tahun lalu 500, kemudian 530, jadi sekarang 700.

Dalam menjalankan rutinitas ini, ada tidak kiat Anda. Karena puluhan tahun di bisnis selular tentunya akan jenuh dan bosan. Kaitannya dengan posisi Anda sebagai Dirut XL, ada strategi khususkah dalam menjalankannya?
Pertanyaan menarik. Saya selalu berpikiran dari belakang ke depan. Jadi kita mau kemana baru siapkan apanya. Misalkan, pelanggan maunya apa? Nah setelah pelanggan maunya apa, baru kita bikin, kita siapkan, dan kita jual. Jadi bukan saya punya ini lantas terus kita jual, siapa yang mau? Pelanggan itu maunya apa. Saya lebih memilih mengikuti kata Pak Hermawan (Hermawan Kertajaya). You know costumer first, you know kompetitor, and than you know your talking company. Supaya apa? Misal kita butuhnya apa? Di pasar sudah banyak. Ngapain kita masuk lagi. Pelanggan butuh ini, di pasar sudah banyak, tapi kita punya sesuatu yang unik baru kita masuk pasar. Saya selalu begitu.

Kalau berfikir bosan dan tidak bosan saya selalu melakukan jalan kaki di terik matahari 4 jam setengah. Saya main golf. Itu tidak membosankan, karena ada target mesti melewati beberapa hole. Jalan dari hole ke hole tidak membosankan. Sekarang saya main golf sekali dalam seminggu, kalau sebelumnya sempat 2 kali seminggu. Orang golf selalu sehat. Jarang lho, ada orang golf yang sakit-sakitan. Dia berusaha sehat untuk bisa golf. Bukan golf itu sehat, percaya gak percaya. Tanya deh sama orang–orang golf. Kalau sakitnya senin selasa gak apa–apa. Tapi kalau menjelang Sabtu sakit, kita berusaha untuk cepat sembuh. Jadi harus selalu sehat untuk bisa golf.

Ada rencana menghabiskan masa tua alias pensiun?
Saya ingin tetap mengerjakan sesuatu. Tetapi tidak terlalu stres lagi. Keinginan saya itu kalau bisa ngajar. Back to campus. Dulu saya waktu kerja di Indosat tiap Sabtu ngajar. Jadi ingin ngajar lagi. Ngajar, kemudian tidak di Jakarta. Saya siapkan rumah kecil di Sentul. Tahun 1999 saya beli waktu masih murah. Waktu krismon dulu, di daerah Bukit Sentul. Tinggal di situ kan segar udaranya kalau bangun pagi–pagi, golf dekat tinggal jalan saja. Kalau mau ke Jakarta dua kali seminggu atau seminggu sekali. Atau kalau tidak, ya di Bandung atau Bogor kan enak juga itu. Itu keinginan saya. (Setia)

selular.co.id

0 komentar: